Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari
ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber
daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi.
Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi
memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistem, agar sistem ini
berjalan tentu dalam pengelolaanya harus memperhatikan beberapa aspek penting
seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini akan
menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting
pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang
sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber
daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak
dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yan professional semuanya
menjadi tidak bermakna (Tjutju,2008).
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi
lingkungan yang terus berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut
kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak tergilas oleh perubahan itu
sendiri. Sumber daya manusia dalam organisasi harus senantiasa berorientasi
terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di
dalamnya (Tjutju, 2008).
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut tentu manusia tersebut harus mempunyai nilai kompetensi, karakteristik kompentensi menurut Spencer and spencer (1993:9-11) ada lima karakteristik kompentensi yaitu:
1. Motif (motive), apa yang secara konsisten dipikirkan atau keinginan-keinginan yang menyebabkan melakukan tindakan. Apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.
2. Sifat/ciri bawaan (trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat konsisten terhadap situasi atau informasi.
3. Konsep diri (self concept), sikap, nilai dari orang-orang.
4. Pengetahuan (knowledge), yaitu suatu informasi yang dimiliki seseorang pada bidang yang spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Biasanya tes pengetahuan mengukur kemampuan untuk memilih jawaban yang paling benar, tapi tidak bisa melihat apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya itu.
5. Keterampilan (skill), kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental tertentu.
Walaupun demikian agar peran sumber daya manusia
tersebut dapat sinkron dengan visi, misi, tujuan dan harapan organisasi maka
manusia sebagai selah satu sumber daya harus dapat melakukan penyesuaian
terhadap perkembangan organisasi yang semakin komppetitive.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
dan merespon perubahan tersebut, menurut (Tjutju,2008) ada empat strategi utama
untuk melakukan perubahan, yaitu dengan melakukan:
1. Pengendalian diri secara lebih baik dengan disertai kearifan
2. Beradaftasi dengan perubahan yang terjadi sambil mengubah paradigma berfikir dan bertindak.
3. Komunikasi yang efektif untuk membangun kepercayaan dan mengembangkan networking.
4. Penyelarasan dan/atau menyeimbangkan antara kematangan IQ,EQ dan ESQ.
1. Pengendalian diri secara lebih baik dengan disertai kearifan
2. Beradaftasi dengan perubahan yang terjadi sambil mengubah paradigma berfikir dan bertindak.
3. Komunikasi yang efektif untuk membangun kepercayaan dan mengembangkan networking.
4. Penyelarasan dan/atau menyeimbangkan antara kematangan IQ,EQ dan ESQ.
Dengan stategi tesebut, sekurang-kurangnya sumber daya
manusia dalam organisasi akan melakukan upaya untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan global yang cenderung bersifat tanpa batas.
Menurut Lengnick-Hall(2003:34-35) ada empat peran baru
yang mesti dijalankan oleh manajemen sumber daya manusia dalam menghadapi
sejumlah tantangan global, yaitu:
1. Human Cafital Steward
2. Knowledge Facilitator
3. Relationship Builder
4. Rapid Deployment Specialist
1. Human Cafital Steward
2. Knowledge Facilitator
3. Relationship Builder
4. Rapid Deployment Specialist
Cakupan MSDM
1. Melakukan analisis jabatan
2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon tenaga kerja
3. Menyeleksi calon tenaga kerja
4. Memberikan orientasi dan pelatihan bagi karyawan baru
5. Menata olah upah dan gaji
6. Menyediakan insentif dan kesejahteraan
7. Menilai kinerja
8. Mengkomunikasikan (wawancara, penyuluhan, pendisiplinan)
9. Pelatihan dan pengembangan
10. Membangun komitmen karyawan
1. Melakukan analisis jabatan
2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon tenaga kerja
3. Menyeleksi calon tenaga kerja
4. Memberikan orientasi dan pelatihan bagi karyawan baru
5. Menata olah upah dan gaji
6. Menyediakan insentif dan kesejahteraan
7. Menilai kinerja
8. Mengkomunikasikan (wawancara, penyuluhan, pendisiplinan)
9. Pelatihan dan pengembangan
10. Membangun komitmen karyawan
MSDM penting bagi Manajer karena agar tidak terjadi :
1. Mempekerjakan orang tidak cocok dengan pekerjaan
2. Mengalami perputaran karyawan yang tinggi
3. Menemukan orang-orang Anda tidak melakukan yang terbaik
4. Perusahaan berurusan dengan pengadilan
5. Perusahaan berada di bawah undang-undang keselamatan kerja
6. Memiliki karyawan yang berfikir bahwa gaji mereka tidak adil
7. Membiarkan kekurangan pelatihan
8. Praktik tenaga kerja yang tidak adil
1. Mempekerjakan orang tidak cocok dengan pekerjaan
2. Mengalami perputaran karyawan yang tinggi
3. Menemukan orang-orang Anda tidak melakukan yang terbaik
4. Perusahaan berurusan dengan pengadilan
5. Perusahaan berada di bawah undang-undang keselamatan kerja
6. Memiliki karyawan yang berfikir bahwa gaji mereka tidak adil
7. Membiarkan kekurangan pelatihan
8. Praktik tenaga kerja yang tidak adil
MSDM yang Strategik
1. Kenyataan bahwa karyawan dewasa ini adalah sentral untuk mencapai keunggulan bersaing telah mengarah ke munculnya bidang yang dikenal sebagai MSDM yang Strategik
2. MSDM yang Strategik didefinisikan sebagai tautan dari SDM dengan tujuan dan sasaran strategik untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengembangkan kultur organisasi
1. Kenyataan bahwa karyawan dewasa ini adalah sentral untuk mencapai keunggulan bersaing telah mengarah ke munculnya bidang yang dikenal sebagai MSDM yang Strategik
2. MSDM yang Strategik didefinisikan sebagai tautan dari SDM dengan tujuan dan sasaran strategik untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengembangkan kultur organisasi
Peran SDM sdebagai Mitra Strategik
1. Pandangan bahwa SDM itu langsung operasional dan kegiatan SDM sama sekali tidak strategik
2. Pandangan yang lebih canggih SDM hanya untuk mencocokkan strategi perusahaan
3. MSDM merupakan suatu mitra sejajar dalam proses perencanaan strategik
1. Pandangan bahwa SDM itu langsung operasional dan kegiatan SDM sama sekali tidak strategik
2. Pandangan yang lebih canggih SDM hanya untuk mencocokkan strategi perusahaan
3. MSDM merupakan suatu mitra sejajar dalam proses perencanaan strategik
Peran SDM dalam Perumusan Strategi
1. MSDM dapat memainkan peran sebagai pengamatan lingkungan
2. SDM adalah suatu posisi yang unik untuk memasok inteligensi bersaing yang mungkin bermanfaat dalam proses perencanaan strategik
3. SDM juga berpartisipasi dalam proses formulasi strategi dengan mensuply informasi tentang kekuatan dan kelemahan internal perusahaan
4. Kekuatan dan kelemahan sdm memiliki satu efek pada kelangsungan hidup dari pilihan strategik perusahaan
1. MSDM dapat memainkan peran sebagai pengamatan lingkungan
2. SDM adalah suatu posisi yang unik untuk memasok inteligensi bersaing yang mungkin bermanfaat dalam proses perencanaan strategik
3. SDM juga berpartisipasi dalam proses formulasi strategi dengan mensuply informasi tentang kekuatan dan kelemahan internal perusahaan
4. Kekuatan dan kelemahan sdm memiliki satu efek pada kelangsungan hidup dari pilihan strategik perusahaan
SDM diarahkan untuk mengembangkan dan melaksanakan
program yang dirancang untuk menciptakan sebuah kultur perusahaan yang mencapai
:
1. Doronglah satu semangat kerja tim dan kerjasama dalam dan di tengah unit bisnis untuk bekerja menuju sasaran bersama, dengan satu tekanan pada mengidentifikasi, mengakui, dan mengimbali keunggulan individu dan unit
2. Doronglah sikap kewiraswastaan dikalangan manajer dan sikap berfikir inovatif di kalangan karyawan
3. Tekankanlah komonalitas kepentingan diantara karyawan dan pemegang saham
1. Doronglah satu semangat kerja tim dan kerjasama dalam dan di tengah unit bisnis untuk bekerja menuju sasaran bersama, dengan satu tekanan pada mengidentifikasi, mengakui, dan mengimbali keunggulan individu dan unit
2. Doronglah sikap kewiraswastaan dikalangan manajer dan sikap berfikir inovatif di kalangan karyawan
3. Tekankanlah komonalitas kepentingan diantara karyawan dan pemegang saham
Kesimpulan
Dalam menghadapi situasi lingkungan yang terus berubah menuntut pergeseran peran manajemen sumber daya manusia dari paradigma lama (yang berfokus pada implementasi Fungsi operatif ) menuju paradigma baru (yang berfokus pada empowering human capital dalam menjalankan knowledge management), maka manusia sebagai salah satu sumber daya harus mempunyai nilai kompetensi dengan selalu mengikuti perkembangan jaman dengan selalu meningkatkan ilmu pengetahuan.
Dalam menghadapi situasi lingkungan yang terus berubah menuntut pergeseran peran manajemen sumber daya manusia dari paradigma lama (yang berfokus pada implementasi Fungsi operatif ) menuju paradigma baru (yang berfokus pada empowering human capital dalam menjalankan knowledge management), maka manusia sebagai salah satu sumber daya harus mempunyai nilai kompetensi dengan selalu mengikuti perkembangan jaman dengan selalu meningkatkan ilmu pengetahuan.
• Mengatur prosedur dan kebijakan spesifik terkait
dengan perusahaan dan pekerjanya, termasuk mengatur ketenagakerjaan dan menaati
hukum ketenagakerjaan yang berlaku. Fungsi ini dibikin untuk melindungi staf
dan karyawan secara khusus, dan perusahaan secara umum.
• Mengatur dan menetapkan segala jenis proses dan
sistem yang sifatnya mengatur kesepakatan jam kerja, jam istirahat, waktu cuti,
dan lain sebagainya.
• Peran evaluasi terhadap sistem perusahaan dan
membuat rekomendasi perbaikan bila diperlukan.
• Merancang peraturan sekaligus beberapa pedoman tentang proses seleksi karyawan baru dan perekrutan. Ini dirancang berdasarkan sistem yang berlaku dan kebutuhan perusahaan.
• Merancang peraturan sekaligus beberapa pedoman tentang proses seleksi karyawan baru dan perekrutan. Ini dirancang berdasarkan sistem yang berlaku dan kebutuhan perusahaan.
• Berperan sebagai wakil perusahaan dalam hal
manajemen pekerja.
• Memberikan laporan berkala mengenai perkembangan kepemilikan Sumber Daya Manusia.
• Merancang pelatihan karyawan bila diperlukan.
• Memberikan laporan berkala mengenai perkembangan kepemilikan Sumber Daya Manusia.
• Merancang pelatihan karyawan bila diperlukan.
• Menilai kinjera karyawan.
• Menerapkan strategi tertentu yang berkaitan dengan peningkatan kinerja karyawan.
• Menerapkan strategi tertentu yang berkaitan dengan peningkatan kinerja karyawan.
• Mengatur
segala hal yang melibatkan kebijakan prosedural, seperti cuti, gaji, bonus,
pengunduran diri, pemecatan, dan lain sebagainya.
Dan pada hakikatnya bisa dipahami bahwa Sumber Daya Manusia merupakan
sebuah hal krusial yang menopang keberlangsungan sebuah perusahaan. Perlu juga
diketahui bahwa manajemen Sumber Daya Manusia juga terkait dengan aplikasi
analisis atas kebutuhan perusahaan.
Artinya ketika perusahaan ingin menyesuaikan diri
dengan perkembangan bisnis, teknologi, tren, dan lain-lain, maka manajemen SDM
juga bertugas untuk menerapkan strategi penyesuaian tertentu, misalnya lewat
sistem perekrutan atau pelatihan karyawan, atau membuang beberapa faktor yang
menghasilkan inefisiensi.
Sudah pasti bahwa manajemen SDM mestilah diparalelkan
dengan perubahan dari luar yang ikut mempengaruhi kehidupan organisasional.
Pendeknya, sebuah organisasi bisa sukses mengadaptasi
perubahan jika ia bisa menciptakan lingkungan yang ditopang oleh perencanaan
baik, strategi adaptasi yang modern, dan mampu mengorganisasi orang-orang
dengan cara yang lebih efektif dan efisien.
Di sinlah
peran manajemen SDM menjadi sangat krusial: ia bisa membantu
perusahaan/organisasi beradaptasi dengan perubahan struktur lingkungan tempat
perusahaan itu hidup.
Alasan Pentingnya Mengelola SDM dalam sebuah
Organisasi.
Peranan sumber daya manusia dalam berorganisasi
sangatlah penting karena sumberdaya manusia ini sebagai pengelola system, agar
system ini tetap berjalan tentu dalam pengelolaannya harus memperhatikan
aspek-aspek penting seperti pelatihan, pengembangan , dan motivasi.
Ada 4 peran yang harus dimiliki oleh SDM dalam
menghadapi tuntutan atau tantangan global:
1.
Melakukan
analisis jabatan
2.
Merencanakan
kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon tenaga kerja
3.
Menyeleksi tenaga
kerja
4.
Memperhatikan
atau menata gaji dan upah karyawan.
Cara Dan Proses
Pengelolaan SDM Dalam Sebuah Organisasi
Secara umum, proses pengembangan organisasi diawali
dengan kegiatan membuat struktur organisasi, diikuti dengan kegiatan malakukan
analisa jabatan dan job description, membuat perencanaan kebutuhan
tenaga kerja (man power planning) dan dilanjutkan dengan proses
penghitungan analisa beban kerja (work load analysis). Selanjutnya,
proses pengembangan (people development) diawali dengan kegiatan melakukan
analisa kompetensi yang dibutuhkan organisasi, diikuti dengan proses pemetaan
potensi yang dimiliki karyawan, membuat perencanaan karir, dan dilanjutkan
dengan program pelatihan dan pengembangan.
Adapun pola yang dapat digunakan dalam penyusunan
strategi sumber daya manusia organisasi didalam oorganisasi antara lain :
· Manajer lini menangani aktivitas sumber daya
manusia(strategik dan manajerial), sementara administrasi
sumber daya manusia ditangani oleh pimpinan unit teknis
operasional.
· Manajer lini dan Biro kepegawaian/ sumber daya manusia
saling berbagi tanggung jawab dan kegiatan, dalam kontek manajer lini sebagai
pemilik dan sumber daya manusia sebagai konsultan.
· Departemen
sumber daya manusia berperan dalam melatih manajer dalam praktik-praktik sumber
daya manusia dan meningkatkan kesadaran para manajer berhubungan dengan HR
concerns
Menurut Jackson dan Schuler (1990), perencanaan sumber
daya manusia
yang tepat membutuhkan langkah-langkah tertentu
berkaitan dengan aktivitas
perencanaan sumber daya manusia menuju organisasi
modern. Langkahlangkah
tersebut meliputi :
1. Pengumpulan
dan analisis data untuk meramalkan permintaan maupun persediaan sumber daya
manusia yang diekspektasikan bagi perencanaan bisnis masa depan.
2. Mengembangkan
tujuan perencanaan sumber daya manusia
3. Merancang
dan mengimplementasikan program-program yang dapat memudahkan organisasi untuk
pencapaian tujuan perencanaan sumber daya manusia
4. Mengawasi
dan mengevaluasi program-program yang berjalan. Keempat tahap tersebut dapat
diimplementasikan pada pencapaian tujuan jangka pendek (kurang dari satu
tahun), menengah (dua sampai tiga tahun), maupun jangka panjang (lebih dari
tiga tahun).
Rothwell
(1995) menawarkan suatu teknik perencanaan sumber daya manusia yang meliputi
tahap :
1. investigasi
baik pada lingkungan eksternal, internal, organisasional:
2. forecasting atau
peramalan atas ketersediaan supply dan demand sumber daya manusia saat ini dan
masa depan;
3. perencanaan
bagi rekrumen, pelatihan, promosi, dan lain-lain;
4. utilasi,
yang ditujukan bagi manpower dan kemudian memberikanfeedback bagi
proses awal. Sementara itu, pendekatan yang digunakan dalam merencanakan sumber
daya manusia adalah dengan actiondriven, yang memudahkan organisasi
untuk menfokuskan bagian tertentu dengan lebih akurat atau skill-need,
daripada melakukan perhitungan numerik dwengan angka yang besar untuk seluruh
bagian organisasi. Perencanaan sumber daya manusia umumnya dipandang sebagai ciri
penting dari tipe ideal model MSDM meski pada praktiknya tidak selalu harus
dijadikan prioritas utama. Perencanaan sumber daya manusia merupakan kondisi
penting dari “integrasi bisnis” dan “strategik,” implikasinya menjadi tidak
sama dengan “manpower planning” meski tekniknya mencakup hal
yang sama. Manpower planningmenggambarkan pendekatan tradisional
dalam upaya forecastingapakah ada ketidaksesuaian antara supply
dan demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan yang
paling tepat. Integrasi antara aspek-aspek perencanaan sumber daya manusia
terhadap pengembangan bisnis sebaiknya memastikan bahwa kebutuhan perencanaan
sumber daya manusia harus dilihat sebagai suatu tanggung jawab lini.
2.4
Kesenjangan dalam Perencanaan Sumber daya Manusia
Dalam
perencanaan SDM tidaklah semudah apa yang dibayangkan, kendati telah ada
perhitungan dan pertimbangan berdasarkan kecenderungan dan data yang tersedia,
tapi kemelencengan bisa saja terjadi. Hal ini wajar karena selain adanya
dinamika organisasi juga adanya perubahan faktor lingkungan , kebijakan yang
tidak diantisipasisi sebelumnya. Proses perencanaan sering tidak berjalan
sebagaimana mestinya, karena kebijakan perencanaan tidak dibuat secara detil,
sehingga terjadi kesenjangan antara kebijakan sebelumnya dengan aspek teknis
operasional secara empiris . Persoalan yang dihadapi dalam perencanaan sumber
daya manusia dalam pengembangan dan implementasinya dari strategi sumber daya
manusia dapat dikelompokkan ke dalam empat permasalah (Rothwell, 1995):
1. Perencanaan
menjadi suatu problema yang dirasa tidak bermanfaat karena adanya perubahan
pada lingkungan eksternal organisasi, meskipun nampak adanya peningkatan
kebutuhan bagi perencanaan.
2. Realitas
dan bergesernya kaleidoskop prioritas kebijakan dan strategi yang ditentukan
oleh keterlibatan interes group yang memiliki power.
3. Kelompok
faktor-faktor yang berkaitan dengan sifat manajemen dan ketrampilan serta
kemampuan manajer yang memiliki preferensi bagi adatasi pragmatik di luar konseptualisasi,
dan rasa ketidakpercayaan terhadap teori atau perencanaan, yang dapat
disebabkan oleh kurangnya data, kurangnya pengertian manajemen lini, dan
kurangnya rencana korporasi.
4. Pendekatan
teoritik konseptual yang dilakukan dalam pengujian kematangan perencanaan
sumber daya manusia sangat idealistik dan preskriptif, di sisi lain tidak
memenuhi realita organisasi dan cara manajer mengatasi masalah-masalah
spesifik. Permasalahan tersebut merupakan sebuah resiko yang perlu adanya
antisipasi dengan menerapkan aspek fleksibilitas ,manakala terjadi kesenjangan
di lapangan. Namun sedapat mungkin manajer telah menyiapkan langkah-langkah
antisipasi secara cermat setiap perkembangan yang terjadi , karena pada
dasarnya sebuah bangunan perencanaan SDM tidak harus dibongkar secara mendasar
, jika ada kekurangan dan kelemahan ,tentu ada upaya mengatasi jalan keluar
yang terbaik. Oleh karena itu diperlukan analisis terhadap perencanaan
yangdibuat dengan menreapkan analisi SWOT.
Butuh
waktu dan upaya yang tidak sedikit untuk mengembangkan dan mengevaluasi sistem
dan metode yang paling tepat untuk kebutuhan perusahaaan. Jika dilakukan dengan
baik, prosedur organizational development dan people
development akan menjamin perusahaan mempunyai karyawan yang dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan produktifitas. Namun jika
dilakukan tidak secara sistematis dan terencana, proses ini dapat mengakibatkan
pemborosan waktu dan biaya karena kesalahan dalam melakukan pengembangan
organisasi.
2.5 Pengaruh
Atau Dampak Yang Ditimbulkan Dari Pengelolaan SDM Dalam Organisasi.
Adapun dampak yang
ditimbulkan dari pengelolaan SDM dalam organisasi itu ada dua.
1. Dampak
positif.
2. Dampak
negatif.
Dari
kedua dampak yang ditimbulkan diatas yang lebih banyak ditimbulkan akan lebih
cenderung kearah yang lebih positif. Contohnya seperti memanegement keuangan
dan tenaga kerja yang lebih bagus sehingga bisa bersaing tentunya.
Organisasi
yang efektif harus belajar dalam segala bentuk, ukuran dan kategori
yang
dapat membawa keanekaragaman, sehingga organisasi perlu memodifikasi
praktik-praktik organisasi untuk dapat mengelola keanekaragaman itu dengan
lebih baik. Kekuatan sebuah organisasi untuk mampu bersaing tidak lepas dari
dukungan sumber daya manusianya karena di dalam suatu organisasi berbagai
sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya diintegrasikan
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Di antara sumber daya yang ada
sumberdaya manusialah yang memegang peranan paling penting dalam memprakarsai,
menggerakkan dan mendeterminasikan kegiatan-kegiatan pengintegrasian semua
sumberdaya. Semua kegiatan manajemen dalam organisasi ditentukan oleh
kompetensi, motivasi dan efektifitas manusia dalam organisasi. Oleh karena itu,
pengelolaan sumberdaya manusia dalam suatu organisasi menjadi kebutuhan nyata
yang terus-menerus untuk dipenuhi dan ditingkatkan. Dan, dalam upaya
pengelolaan sumberdaya manusia tersebut diharapkan memperoleh dan menghasilkan
karyawan-karyawan atau pegawai-pegawai yang produktif, berprestasi kerja tinggi
dan berhasil dalam pekerjaan mereka.
Pimpinan
yang secara teratur melakukan proses pengembangan strategi sumber daya manusia
pada organisasinya akan memperoleh manfaat berupa distinctive
capability dalam beberapa hal dibandingkan dengan mereka yang tidak
melakukan, seperti :
Yang
sifatnya strategis yakni :
1.
Kemampuan mendifinisikan kesempatan maupun ancaman bagi sumber daya manusia
dalam mencapai tujuan bisnis.
2. Dapat
memicu pemikiran baru dalam memandang isu-isu sumber daya
manusia dengan orientasi dan mendisdik patisipan serta menyajikan
perluasan perspektif.
3.
Menguji komitmen manajemen terhadap tindakan yang dilakukan
sehingga dapat menciptakan proses bagi alokasi sumber daya program-
program spesifik dan aktivitas.
4.
Mengembangkan “sense of urgency” dan komitmen untuk bertindak.
Kemudian
yang sifatnya opersional ,perencanaan SDM dapat bermamfaat untuk :
1.
Meningkatkan pendayagunaan SDM guna memberi kontribusi terbaik,
2.
Menyelaraskan aktivitas SDM dengan sasaran organisasi agar setiap
pegawai/tenaga kerja dapat mengotimalkan potensi dan ketrampilannya
guna meningkatkan kinerja organisasi,
3. Penghematan
tenaga,biaya, waktu yang diperlukan ,sehingga dapat
meningkatkan efisiensi guna kesejahteraan pegawai/karyawan.(Nawawi,
1997: 143)
Kesimpulan
dari tulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan
kualitas Sumber Daya Manusia, mempunyai posisi yang sangatdibutuhkan dalam
upaya menjembataniperkembangan dunia yang semakin transaran dan
global. Untuk itu perlu ada strategi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya, yang mengarah pada pembangunan sumber daya manusia yang seutuhnya
baik pembangunan dalam bidang jasmani maupun rohani.
2. Hal
itu dilakukan melalui proses pendidikan,pelatihan dan pembinaan serta
menciptakan kondisi yang dibangun oleh setiap manajer dalam suatu organisasi
baik bisnis maupun organisasi publik secara terstruktur dan profesional.
3. Pendekatan
mutu modal manusia (human capital quality ) menekankan fngsi
manusia (karyawan) sebagai faktor produksi yang amat penting selain modal
finansial, teknologi , material. Lemahnya kemampuan mutu SDM akan membawa
implikasi pada proses produksi , daya kreasi dan keberlangsungan suatu
organisasi dalam menghadapi era kompeteisi dan tantangan masa global.
Sumber Daya Manusia Pariwisata
Di banyak negara, dalam proses perencanaan dan pengembangan
kepariwisataan, pembahasan tentang SDM yang dibutuhkan dalam pelayanan kegiatan
kepariwisataan yang benar dan efektif seringkali mendapat perhatian yang
rendah. Dalam beberapa kasus, bahkan sama sekali diabaikan. Hal tersebut
mengakibatkan timbulnya permasalahan serius dalam industri kepariwisataan, dan
memungkinkan terhalangnya partisipasi masyarakat setempat dalam kegiatan
ekonomi yang dikembangkan dari pengembangan kepariwisataan.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai peran dan
kondisi SDM dalam industri pariwisata, maka pada pembahasan ini akan
mengidentifikasi dan merumuskan pengertian SDM pariwisata, jenis dan
klasifikasinya, peranannya terhadap perkembangan industri pariwisata, posisi
daya saing dan kebutuhan di masa yang akan datang.
Keberadaan SDM berperanan penting dalam pengembangan pariwisata.
SDM pariwisata mencakup wisatawan/pelaku wisata (tourist) atau
sebagai pekerja (employment). Peran SDM sebagai
pekerja dapat berupa SDM di lembaga pemerintah, SDM yang bertindak sebagai
pengusaha (wirausaha) yang berperan dalam menentukan kepuasan dan kualitas para
pekerja, para pakar dan profesional yang turut berperan dalam mengamati,
mengendalikan dan meningkatkan kualitas kepariwisataan serta yang tidak kalah
pentingnya masyarakat di sekitar kawasan wisata yang bukan termasuk ke dalam
kategori di atas, namun turut menentukan kenyamanan, kepuasan para wisatawan
yang berkunjung ke kawasan tersebut.
Dengan merujuk pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, pengertian SDM dapat terkait dengan Pariwisata adalah “berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.”
Sedangkan yang dimaksud dengan Kepariwisataan adalah “seluruh kegiatan yang
terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multi disiplin yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antar
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah
daerah, dan pengusaha”. Sedangkan Industri Pariwisata adalah “kumpulan usaha
pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.”
Berdasarkan ke tiga pengertian pariwisata di atas maka yang
dimaksud dengan SDM Pariwisata adalah Seluruh aspek manusia yang mendukung
kegiatan wisata baik bersifat tangible maupun intangible yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
dan mewujudkan terciptanya kepuasan wisatawan serta berdampak positif terhadap
ekonomi, kesejahteraan, dan kelestarian lingkungan dan budaya di suatu kawasan
wisata.
Pariwisata sebagai sebuah industri yang sangat bergantung pada
keberadaan manusia. Terwujudnya pariwisata merupakan interaksi dari manusia
yang melakukan wisata yang berperan sebagai konsumen yaitu pihak-pihak yang
melakukan perjalanan wisata/wisatawan dan manusia sebagai produsen yaitu
pihak-pihak yang menawarkan produk dan jasa wisata. Sehingga aspek manusia
salah satunya berperan sebagai motor penggerak bagi kelangsungan industri
pariwisata di suatu negara.
SDM merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
memajukan sektor pariwisata. Pentingnya SDM di sektor pariwisata adalah manusia
(people) merupakan sumber daya yang sangat penting di
sebagian besar organisasi. Khususnya di organisasi berbasis jasa (service-based organization), SDM berperan sebagai
faktor kunci dalam mewujudkan keberhasilan kinerja (Evans, Campbell, &
Stonehouse, 2003). Pada beberapa industri, faktor manusia berperan penting dan
menjadi faktor kunci sukses terhadap pencapaian kinerja. Seperti pada industri
pariwisata, dimana perusahaan memiliki hubungan langsung yang bersifat intangible (tak berwujud) dengan konsumen yang sangat
bergantung pada kemampuan individu karyawan dalam membangkitkan minat dan
menciptakan kesenangan serta kenyaman kepada para konsumennya.
Demikian juga atraksi wisata di suatu daerah tujuan
wisata, intinya merupakan faktor manusia yang akan menentukan apakah para
pengunjung (wisatawan) akan memperoleh pengalaman total dan akan berkunjung
kembali. Pengembangan SDM di industri pariwisata saat ini menghadapi tantangan
global yang memerlukan solusi dengan menembus batasan-batasan Negara, wilayah
dan benua. Salah satu solusi yang perlu ditempuh adalah dengan meningkatkan
kompetensi SDM yang dimiliki suatu Negara termasuk Indonesia melalui peningkatan
kualitas pendidikan dan pelatihan yang tepat.
Dari uraian di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa terdapat
beberapa peran penting keberadaan SDM di industri pariwisata, yaitu sebagai
motor penggerak kelangsungan industri; pelaku utama yang menciptakan produk
inti pariwisata (pengalaman); dan salah satu faktor penentu daya saing
industri.
Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom Kabupaten
Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah, dimanana Propinsi Sumatera
tengah dibentuk menjadi 14 Kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten
Padang/Pariaman dengan batas-batas sebagai yang dimaksud dalam pasal 1 dari
Surat Ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 9 Nopember 1949 No.
10/G.M/S.T.G./49, dikurangi dengan daerah Kampung-Kampung Ulak Karang, Gunung
Pangilun, Marapalam, Teluk Bajur, Seberang Padang dan Air Manis dari kewedanaan
Padang Kota yang telah dimasukkan kedalam daerah Kota Padang, sebagai dimaksud
dalam Surat ketetapan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal
15 Agustus 1950 No. 65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi Milter
Belanda Tahun 1948 adalah Mr. BA. Murad.
0 komentar:
Posting Komentar