Sumber : www.bpkp.go.id |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Siklus Akuntansi adalah tahapan kegiatan yang dilalui dalam melaksanakan kegiatan akuntansi. Proses tersebut berjalan terus menerus dan berulang kembali sehingga merupakan suatu siklus.
Siklus
Akuntansi terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu tahap :
Tahapan-tahapan
tersebut dapat diuraikan dengan contoh-contoh transaksi sebagai berikut :
1.
Analisis Transaksi
Analisis
transaksi merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum melakukan
pencatatan. Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam analisis transaksi, yaitu
mengidentifikasi:
Contoh
analisis terhadap transaksi yaitu analisis terhadap Faktur Pembelian Barang,
Slip Bukti Transfer, Bukti Penerimaan dan Pengeluaran Kas. Tujuan analisis
transaksi sebenarnya dimaksudkan untuk menentukan akun-akun mana yang sesuai
untuk didebetkan dan / atau dikreditkan. Berdasarkan contoh-contoh transaksi
di atas, analisis transaksinya adalah :
Analisis
transaksi tersebut dapat digambarkan dalam persamaan akuntansi berikut ini :
![]()
2. Jurnal
Jurnal
adalah pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang dilaksanakan setiap
hari. Jurnal merupakan proses pencatatan pertama dalam siklus akuntansi
setelah analisis transaksi. Jurnal merupakan dasar untuk mem-posting
transaksi ke buku besar. Bentuk yang umum dari jurnal adalah Jurnal Umum
(General Journal) yang mencatat segala jenis transaksi yang terjadi.
Dalam praktiknya, apalagi dengan semakin berkembangnya perusahaan dan semakin rumitnya transaksi-transaksi yang terjadi, tidak mungkin seluruh transaksi yang terjadi dituangkan hanya dalam general journal. Akan hal ini dibentuklah Jurnal Khusus (Special Journal). Special Journal ini dirancang untuk mencatat jenis-jenis transaksi tertentu yang sering terjadi dan berulang.
Special
Journal yang dimaksudkan disini misalnya :
Catatan:
Untuk transaksi-transaksi yang tidak dapat dikelompokkan pada keempat jurnal khusus tersebut, maka tetap dicatat dalam General Journal (Jurnal Umum).
Tidak
semua jenis jurnal di atas digunakan dalam perusahaan, penggunaannya
tergantung pada besar kecilnya perusahaan. Pada perusahaan yang masih
sederhana, umumnya cukup digunakan jurnal umum untuk mencatat
transaksi-transaksi yang terjadi. Sedangkan untuk perusahaan yang
transaksi-transaksinya sudah sedemikian komplek dimungkinkan digunakannya
Jurnal Khusus (Special Journal). Berdasarkan contoh transaksi di atas,
jurnalnya adalah sebagai berikut:
Jurnal Umum
![]()
3. Posting
Jurnal pada Buku Besar
Yang
dimaksud dengan posting di sini adalah membukukan dengan cara memindahbukukan
dari jurnal ke dalam perkiraan masing-masing yang relevan di buku besar.
Kalau dalam jurnal, pencatatan dilakukan setiap hari, maka posting ke
masing-masing perkiraan dilakukan secara periodik, misalnya satu bulan.
Pada
umumnya, untuk memudahkan mengidentifikasi transaksi-transaksi yang telah
diposting ke buku besar ini, maka digunakan kolom posting reference.
Disamping itu digunakan juga bagan perkiraan yang merupakan daftar judul dan
nomor untuk setiap perkiraan pada buku besar. Contoh posting dari jurnal ke
buku besar adalah sebagai berikut :
![]() ![]()
Keterangan
:
Berdasarkan
contoh-contoh transaksi di atas, hasil posting dari jurnal adalah sebagai
berikut :
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
4. Neraca
Saldo
Neraca
saldo menunjukkan saldo masing-masing perkiraan. Saldo debet dan saldo kredit
ini secara total harus sama jumlahnya pada neraca saldo. Neraca saldo
merupakan dasar untuk penyusunan laporan keuangan yang dibuat secara
periodik. Neraca saldo ini sendiri terbagi dua, yaitu neraca saldo sebelum
disesuaikan (unadjusted trial balance) dan neraca saldo yang telah
disesuaikan (adjusted trial balance). Penyesuaian yang dimaksud di sini akan
dijelaskan dibagian berikut dalam tahap siklus akuntansi.
Berdasarkan
saldo Buku Besar di atas, dibuat Neraca Saldo sebagai berikut:
![]()
5. Jurnal
Penyesuaian
Setiap
perkiraan yang tampak dalam laporan keuangan haruslah menunjukkan nilai yang
seharusnya, oleh karena itu perlu disusun jurnal penyesuaian pada akhir tahun
buku, yaitu setelah neraca saldo selesai disusun.
Fungsi
jurnal penyesuaian adalah :
Berdasarkan
contoh-contoh transaksi di atas, penyesuaian yang perlu dilakukan adalah:
Beban
dibayar dimuka
Pada
transaksi 2 perlu dilakukan penyesuaian karena biaya sewa yang sudah
dibayarkan untuk beban satu tahun padahal yang menjadi beban pada tahun 2001
hanya 9 bulan dengan nilai sebesar Rp 4.500.000 (9/12 X Rp 6.000.000) dan 3
bulan sisanya menjadi beban tahun berikutnya dengan nilai sebesar Rp
1.500.000. Jurnal penyesuaiannya adalah:
![]()
Beban
terutang
Pada
transaksi 3 perlu dilakukan penyesuaian untuk pengakuan beban bunga selama 8
bulan dengan nilai sebesar Rp 4.000.000 (8/12 X 20% X Rp 30.000.000) sisanya
dibebankan pada tahun berikutnya. Jurnal penyesuaiannya adalah:
![]()
Penyusutan
Pada
transaksi 3 perlu dilakukan penyesuaian untuk pengakuan beban penyusutan
selama 8 bulan. Dengan asumsi umur ekonomis peralatan komputer adalah 5 tahun
dan metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus, nilai beban
penyusutan tahun 2001 adalah sebesar Rp 4.000.000 (8/12 X 20% X Rp
30.000.000)
![]()
6. Neraca
Lajur
Neraca
Lajur (worksheet) adalah lembaran kerja yang dibuat untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan. Format neraca lajur terdiri dari kolom nama perkiraan,
neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, perhitungan
laba-rugi, dan neraca. Berdasarkan contoh-contoh transaksi di atas neraca
lajurnya adalah :
![]()
7. Jurnal
Penutup
Pada akhir
periode akuntansi perkiraan-perkiraan buku besar dapat digolongkan dalam 5
(lima) tipe yaitu : aset, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Perkiraan
pendapatan dan biaya pada dasarnya adalah termasuk dalam perkiraan modal,
jadi bersifat sementara (temporary) untuk satu periode akuntansi. Ini berarti
pada setiap awal periode akuntansi perkiraanperkiraan ini bernilai nol. Oleh
karena itu pada akhir periode akuntansi harus ditutup.
Jurnal
penutup dilakukan dengan :
Berdasarkan
contoh-contoh transaksi di atas, perkiraan-perkiraan yang harus ditutup
adalah :
Jurnal
penutupnya adalah :
8.
Penyusunan Laporan Keuangan
Setelah
tahap penyesuaian atas perkiraan-perkiraan dilakukan, baik untuk pendapatan
dan perkiraan-perkiraan yang ditangguhkan, maupun pendapatan dan biaya-biaya
akrual, maka kemudian disusun laporan keuangan.
Laporan
Keuangan yang disusun terdiri dari Neraca, Laporan Rugi-Laba, dan Laporan
Perubahan Kas.
Dengan
bantuan neraca lajur di atas maka neraca akhirnya adalah :
![]()
9. Neraca
Saldo Setelah Penutupan
Neraca
saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang dibuat setelah perkiraan
yang bersifat sementara (temporary) untuk satu periode akuntansi ditutup pada
akhir periode.
Berdasarkan contoh-contoh transaksi di atas, neraca saldo setelah penutupan adalah : ![]()
Neraca
inilah yang akan menjadi neraca awal tahun berikutnya.
9. Jurnal
Balik
Jurnal
Balik (reversing entries) adalah suatu pencatatan akuntansi yang dibuat
berdasarkan jurnal penyesuaian , dengan membalik jurnal penyesuaian tersebut
pada awal periode sebelum transaksi-transaksi berjalan di catat.
Perusahaan membuat jurnal balik karena menggunakan suatu pendekatan akuntansi tertentu dalam mencatat suatu transaksi. Pada dasarnya ada 4 (empat) macam pencatatan penyesuaian yang memerlukan jurnal balik pada awal tahun yaitu :
Berdasarkan
contoh-contoh transaksi di atas, jurnal balik dilakukan untuk biaya sewa
dibayar dimuka (lihat Jurnal Penyesuaian hal 31). Jurnal baliknya adalah :
![]() |
Duniaku. Duniamu. Dunia Kita.
6 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar